(Konsolidasi Pemuda dalam Pembentukan Kader yang Berkualitas, Berdaya Saing dan Bermartabat)
Oleh : Puji Prihatin (PS V)
Era keterbukaan, itulah yang akan di alami Indonesia dalam hitungan hari. Dimana tidak ada lagi batas-batas negara, Indonesia memiliki kebebasan untuk bersaing di negara asing begitu juga sebaliknya. Persoalannya, siapakah yang akan menjawab persaingan tersebut?. Tidak lain adalah pemuda, sebab pemuda merupakan agen perubahan. Maju atau mundurnya suatu negara sebagian besar berada ditangan para pemuda.
Perlu diingat bersama bahwa peran pemuda dalam pembangunan tidak terlepas dari hak dan kewajibannya, dimana seorang pemuda harus mampu untuk menyeimbangkan kedua hal tersebut. Tak dapat dipungkiri bahwa pemuda juga memiliki sisi negatif yang selanjutnya menjadi permasalahan. Dimana masalah itu sering menjadi polemik dalam pembangunan. Selain permasalahan, pemuda juga dihadapkan pada sejumlah tantangan, baik yang bersifat interen atau pun ekstern.
Terkait hal tersebut, disbudparpora Kab. Pati menyelenggarakan Temu Wicara Pemuda di gedung KORPRI Pati (8/12/2014) dengan mengusung tema “Konsolidasi Pemuda dalam Pembentukan Kader yang Berkualitas, Berdaya Saing dan Bermartabat”.
Sigit, Kepala Dinas Kab. Pati mengatakan, “bahwa salah satu hal yang melatarbelakangi diadakannya acara ini adalah mencari hasil rekomendasi dari berbagai macam problem yang ada, mulai dari sisi pendanaan yang tidak konkrit, kurangnya perhatian dan pembinaan terhadap pemuda itu sendiri”. Lebih jauh dia menambahkan, dalam penyelenggaraan acara tersebut diharapkan dapat menumbuhkan semangat jiwa pembangunan dalam setiap diri pribadi pemuda.
Hadir dua narasumber adalah Drs. H. A. Sa’dullah, M. Pd., dan Bono Isdianto. Temu wicara diikuti oleh 150 peserta yang terdiri dari KMPI, FKPPI, dan para mahasiswa sekarisidenan Pati. Wakil Bupati Pati, H. M. Budiyono, dalam pidatonya menyampaikan beberapa alasan, mengapa harus pemuda yang menjadi pelaku dominan?. Hal ini dikarenakan pemuda mempunyai tenaga dan pemikiran untuk beralih dan bergeser ke arah yang lebih baik, salah stunya adalah dengan cara menggali semaksimal mungkin potensi pemuda bertujuan mensejahterakan masyarakat, baik secara lahir atau pun batin.
Peran Strategis Pemuda dalam Menumbuhkan Jati diri Bangsa
Menurut Drs. H. A. Sa’dullah, M. pd., menyampaikan bahwa dalam membentuk kader yang berkualitas, berdaya saing, dan bermartabat tidak semudah membangun istana pasir di samudra biru.
Disatu sisi, pemuda merupakan tokoh negara dalam segala lini kehidupan. Akan tetapi, dilain sisi tantangan pun selalu ada, baik bersifat ekonomi, agama, globalisasi, individualisme, materialisme, sekularisme bahkan hedonisme. Melihat hal itu, yang perlu ditanamkan pada pemuda dalam menumbuhkan jati diri bangsa adalah; pertama, dengan cara membangun individu yang memiliki keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kedua, membangun individu yang dapat mnengendalikan diri. Ketiga, membangun manusia yang bersikap inklusif, memandang perbedaan sebagai hal yang positif. Keempat, membangun warga negara yang memahami hak, kewajiban dan fungsinya sesuai dengan Undang-undang. Kelima, membangun warga negara yang bangga terhadap negara dan bangsanya. Keenam, membangun tenaga pembangunan cerdas yang membuang jauh-jauh karakter buruk, seperti halnya; meremehkan kualitas, suka menerobos, tidak percaya diri, tidak berdisiplin murni, dan tidak memiliki tanggungjawab.
I have a dream, itulah kata yang dilontarkan oleh Bapak Bono Isdianto dalam temu wicara pemuda di Pati terkait dengan pembentukan kader yang berkualitas, berdaya saing dan bermartabat. Menurutnya, bahwa dalam diri pemuda terkandung bermacam potensi berupa futuristik, idealisme, imajinatif, kreatif, inovatif dan lain sebagainya.
Pemuda harus mampu brperan aktif dalam segala aspek pembangunan nasional. Peran aktif pemuda sebagai kekuatan moral dapat ditempuh dengan cara menumbuhkembangkan aspek etik dan moralitas dalam setiap tindakannya, memperkuat iman dan takwa serta ketahanan mental spiritual, meningkatkan kesadaran hukum. Sedangkan peran pemuda sebagai kontrol sosial, antara lain; memperkuat wawasan kebangsaan, membangkitkan kesadraan atas tanggungjawab, hak dan kewajiban sebagai warga negara, membangkitkan sikap kritis terhadap lingkungan dan penegakan hukum, meningkatkan partisipasi dalam perumusan kebijakan publik, dan menjamin transparansi serta akuntabilitas publik, memberikan kemudahan dalam akses informasi. Sementara sebagai agen perubahan, pemuda memiliki peranan dalam pendidikan politik demokratis, sumberdaya ekonomi, kepedulian terhadap masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi, olahraga, seni, budaya, kepedulian terhadap lingkungan hidup, pendidikan kewirausahaan, dan kepemimpinan serta kepeloporan pemuda.
Pemuda ideal, itulah sosok yang harapkan oleh Indonesia. Pemuda yang mampu mengantarkan negara pada perubahan yang positif, pemuda yang memiliki mimpi, pemuda yang dapat mengendalikan dirinya sendiri. Sebab hal itu untuk mewujudkan upaya pendewasaan pada diri pemuda itu sendiri. Dimana upaya pendewasaan tersebut juga dipelukan adanya dukungan dari masyarakat terutama sebagai lingkungannya dan pihak terkait lainnya.