BEM Pesantren Diminta Tetap Moderat


PATI – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari perguruan tinggi (PT) berbasis pesantren dari seluruh Indonesia menggelar Muktamar Halaqah di kampus Institut Pesantren Mathaliul Falah (Ipmafa), Minggu-Rabu (23-26/4).
Langkah ini menjadi bentuk penguatan BEM yang berada di kampus berbasis pensantren. Dalam muktamar yang digelar kali kedua ini, sedikitnya 70 peserta dari 30 kampus pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia ikut dalam acara itu.
Rektor Ipmafa KH Abdul Ghoffar Rozin, mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh gerakan yang dilakukan oleh BEM perguruan berbasis pesantren tersebut.
Sebagai salah satu perguruan tinggi berbasis pesantren, pihaknya juga mengaku memiliki moral untuk mengawal dari gerakan tersebut. ‘’Saat ini, untuk asosiasi pesantren sudah ada. Bahkan, ada lebih dari 25 ribu pesantren di Indonesia.
Adapun yang baru muncul tiga tahun terakhir ini adalah perguruan tinggi berbasis pesantren. Maka dari itu, kami mencoba mendorong apa pun aspek yang berkaitan dengan hal tersebut. Salah satunya, adalah dengan kemunculan gerakan BEM pesantren ini,’’ ujarnya.
Dalam langkah awalnya ini, pihaknya berpesan agar gerakan BEM tersebut dapat menguatkan konsolidasi internalnya. Khususnya, untuk mengerucutkan visi misi dan haluan organisasi. ‘’Berbicara tentang BEM tentu tidak lepas dari pergerakan.
Kita tahu negeri ini pergerakannya selalu diawali dari kampus, sedangkan negeri ini merdeka diinisiasi oleh santri. Hal itulah yang kami harapkan bisa disatukan,’’tegasnya.
Dengan adanya persatuan BEM pesantren se-Indonesia itu dirinya berharap para mahasiswa yang tergabung dapat mengawal keberpihakan negara terhadap santri. Meski begitu dirinya juga mengingatkan agar BEM berbasis pesantren dapat tetap moderat.
Usung NKRI
‘’Hal yang paling utama harus mengusung NKRI. Tidak boleh dibantah dan tidak bisa ditawar,’’ tegasnya. Sementara itu Ahmad Khoirul Niam, panitia penyelenggara kegiatan tersebut mengatakan gerakan itu muncul dengan harapan agar nilai dan visi misi pesantren bisa diperjuangkan.
Mereka juga berkeinginan agar santri dapat berperan aktif di tingkat nasional. ìIni menjadi muktamar kedua. Selain seminar nasional nantinya juga akan digelar muktamar untuk menunjuk Rais Am BEM berbasis pesantren ini,îtambahnya.
Marwan Jafar yang turut hadir sebagai pembicara dalam seminar nasional muktamar tersebut turut mengatakan pesantren bisa dijadikan sebagai solusi bangsa untuk pengawal moral. Apalagi pesantren diketahui sudah memberikan kontribusi besar bagi negara baik pra hingga pasca kemerdekaan itu sendiri.
ìOleh karenanya negara sudah seharusnya memperhatikan dan berpihak pada pesantren terutama santri dan kyainya. Tak cukup dengan memberikan hari santri saja namun dengan memperhatikan baik dari segi kuantitas dan kualitasnya, î imbuhnya. (dwa-52)
Sumber: Suara Merdeka