Berita Ipmafa – Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Institut Pesantren Mathali’ul Falah (Ipmafa) memfasilitasi Dinas Kesehatan Kabupaten Pati mensosialisasikan materi Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja di Ruang Auditorium 2 hari ini (11/11/2019).
Menurut Kepala Seksi Kesehatan Keluarga (Kesga) dan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Pati Suwi’i, SKM, MM, sosialisasi kesehatan reproduksi remaja gencar dilakukan mengingat angka kematian ibu hamil dan bayi masih terus bermunculan.
Dilansir dari popmama.com tentang hasil studi tindak lanjut sensus penduduk pada tahun 2010 menyebutkan ada kasus kematian ibu terbesar terjadi pada masa pasca persalinan yang mencapai 57 persen, diikuti pada masa kehamilan sebesar 22 persen, dan saat melahirkan sebanyak 15 persen.
Sedangkan angka kematian ibu hamil di Kabupaten Pati menurut Suwi’i di tahun 2016 mencapai 20 kasus, tahun 2017 mencapai 17 kasus, tahun 2018 menurun menjadi 11 dan tahun ini hingga bulan Oktober lalu mnecapai 8 kasus.
“Perlu diketahui bahwa penyebabnya ada pendarahan, keracunan kehamilan, adanya infeksi dsb. Juga penyakit jantung, paru-paru, sehingga menjadikan berat bagi ibu hamil sehingga berdampak pada kematian,” papar Suwi’i.
Kemudian angka kematian bayi di Kabupaten Pati sampai dengan bulan Oktober 2019 sudah mencapai 105 kasus. Semua memang sudah kehendak Yang di Atas, namun kami sebagai petugas kesehatan sudah menjadi kewajiban kami mensosialisasikan kesehatan reproduksi ini sebagai langkah antisipasi dan tindakan tercepat,” imbuh Suwi’i.
Sasaran remaja
Program sosialisasi kesehatan reproduksi tersebut disasarkan kepada para remaja mengingat manfaat jangka panjang yang akan diperoleh. Suwi’i menuturkan jika sosialisasi diberikan pada saat ibu sedang hamil, menurutnya sangatlah terlambat.
“Sosialisasi ini kami sasarkan kepada remaja karena kalau kami sampaikan kepada ibu yang sekarang sedang hamil saja, maka itu sangatlah terlambat. Jadi kita mempunyai terobosan mulai dari remaja sudah dipersiapkan menjadi sehat hingga nanti menjadi ibu hamil,” terangnya.
Suwi’i menambahkan dengan sosialisasi tersebut para remaja putri maupun putra dapat mengetahui ilmu tentang kesehatan reproduksi dan bisa menyiapkan diinya sendiri sedini mungkin.